KELAPA SAWIT
Latar Belakang
Kelapa Sawit (Elaeis
guinensis jacq) adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang
menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible
oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati juga dapat diperoleh dari
tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan
lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak,
kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak
tertinggi, dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000
kg/bulan daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000
kg/bulan TBS/ha)
Buah kelapa sawit seberat 45 kg/tandan
Minyak
sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,
kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi.
Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena
keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan
tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut
lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan
iritasi dalam bidang kosmetik
Kelapa sawit saat ini telah menjadi pionir
dalam dunia pertanian di Indonesia, hal itu dikarenakan telah
terjadinya peningkatan harga TBS yang luar biasa, yaitu mencapai
Rp.1.550/kg TBS. Meskipun kenaikan harga TBS juga turut diikuti oleh
kenaikan harga input produksi seperti pupuk, tenaga kerja, pestisida dan
alsintan, tetapi secara total peningkatan harga TBS tetap memberikan tambahan pendapatan yang sangat menguntungkan para pekebun.
BIOLOGI TANAMAN KELAPA SAWIT
Tanaman
penghasil minyak nabati terdapat 3 jenis, yaitu Elaeis guinensis jacq,
Elaeis oleifera atau Elaeis melanocca dan Elaeis odora atau Barcella
odora (Corley, 1976). Kelapa sawit yang banyak ditanam di Indonesia
adalah berasal dari Afrika.
Beberapa varietas kelapa sawit adalah: Dura, Pisifera, Tenera, Macro carya, dan Dwikka wakka.
Penggolongan varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah menurut Hutgers dan Yampolski:
1. Varietas Macrocarya = type Congo
tebal tempurung 4-8 mm
daging buah 30-50 %
tempurung/buah 20-40 %
inti 10 %
2. Varietas Dura = type Deli
tebal tempurung 2-5 mm
daging buah 50-70 %
tempurung/buah 20-40 %
inti 10 %
3. Varietas Tenera = type Lesobe
tebal tempurung 0,5-2,5 mm
daging buah 70-85 %
tempurung/buah 5-20 %
inti 8-10 %
pohon kelapa sawit tenera
4. Varietas Pisifera
tebal tempurung +- 0 mm
daging buah 85-100 %
tempurung/buah +- 0 %
inti 0-5 %
pohon kelapa sawit varietas pisifera
Penggolongan kelapa sawit berdasakan warna buah menurut Vanderwejn
1. Nigrescens
Buahnya berwana hitam pada saat masih muda dan berubah menjadi orange kehitam-hitaman pada saat buah matang.
Buah sawit Nigrescens
2. Virescens
Buahnya berwana hijau pada saat masih muda dan berubah menjadi orange pada saat buah matang.
Buah sawit Virescens
3. Albescens
Buahnya berwana keputih-putihan pada saat masih muda dan berubah menjadi kekuning-kuningan pada saat buah matang.
EKOLOGI KELAPA SAWIT
Tanaman
kelapa sawit dapat hidup dengan baik pada daerah 15"LU-15"LS, yaitu
dekat daerah edar garis katulistiwa. Ketinggian lahan yang ideal adalah
pada ketinggian 0-500 m dpl. Curah hujan yang sesuai adalah 2.000-2.500
mm/tahun. Suhu optimum adalah 29-30"C. Intensitas penyinaran adalah 5-7
jam/hari. Kelembaban yang ideal adalah 80-90%. Kelapa sawit dapat tumbuh
dengan baik pada jenis tanah Podsolik, Latosil, Hidromorfik kelabu, Alluvial
atau Regosol. Nilai pH optimum adalah 5-5,5. Perkebunan kelapa sawit
baik dibangun pada tanah yang gembur, subur, datar (tidak lebih dari
15", berdrainase yang baik, dengan lapisan solum yang dalam.
Perbanyakan Tanaman
Tanaman
kelapa sawit dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu generatif dan
vegetatif buatan. Secara generatif, tanaman kelapa sawit diperbanyak
dari biji yang terdapat dalam butiran buah sawit, dan secar generatif
buatan kelapa sawit diperbanyak dengan cara kultur jaringan.
Produksi Benih
Benih
kelapa sawit yang sering digunakan pada perkebunan kelapa sawit adalah
hasil persilangan dari varietas Dura Deli (betina) dengan varietas
Pisifera (jantan). Hasil persilangan dari varietas Dura dan Pisifera
akan menghasilkan anakan yang bervarietas Tenera. Kelapa sawit varietas
Tenera menjadi tujuan dari kegiatan persilangan karena kelebihan yang
dimilikinya, yaitu: daging buah lebih tebal, ukuran buah lebih besar,
kandungan minyak lebih tinggi, peluang kematangan buah yang sangat
tinggi, dan berat buah cukup tinggi.
Untuk kegiatan pembibitan,
penyerbukan biasanya dillakukan secara manual, yaitu dilakukan oleh
manusia. Serbuk Sari dari bunga jantan (varietas Pisifera) diambil
dengan cara memotongnya atau menepuk-nepukkannya pada kantong plastik
agar tepung sari terkumpul dalam kantong plastik. Tepung sari (pollen)
yang telah didapatkan kemudian dicampur dengan talk murni dengan
perbandingan 1:1. Campuran tepung sari dan talk tersebut dimasukkan
kedalam baby duster atau alat
lainnya yang dapat menghembuskan tepung ke bunga betina. Setelah tepung
sari ditaburkan/dihembuskan ke bunga betina (kepala putik) maka bunga
betina tersebut ditutup dengan kantong kertas / plastik agar bunga
betina tidak terkontaminasi dengan serbuk sari kelapa sawit tidak jelas
asal usulnya yang sangat banyak beterbangan di udara. Setelah
penyerbukan terjadi maka bunga betina akan matang setelah 6 bulan
kemudian.
Perbanyakan kelapa sawit dengan cara penyilangan
ternyata memiliki kelemahan yang sangat nyata, yaitu hasil persilangan
tidak 100% menjadi bibit yang bervarietas tenera, umumnya tingkat
keberhasilannya hanya dapat mencapai 75 %. Bayangkan saja jika ada 1
juta bibit yang di produksi, maka akan ada 250.000 bibit yang
bervarietas Dura, Pisifera atau abnormal. Jika biaya tanaman dari benih
sampai tanaman di tebang (25 tahun) (menurut perhitungan singkat penulis
mencapai Rp.156.000 / tanaman/25 tahun), maka berapa opportunity cost yang terjadi?
Opportunity cost
yang terjadi akibat terjadinya penyimpangan varietas yang dihasilkan
ternyata belumlah seberapa jika tanaman dalam suatu kebun kelapa sawit
bersifat super semua. Jika dilakukan pengamatan di lapangan, maka kita
akan selalu mendapati adanya pohon yang bersifat super atau bersifat
sangat buruk. Suatu pohon kelapa sawit yang bersifat super dapat
memiliki berat tandan mencapai 30-45 Kg/tandan yang memenuhi setiap
ketiak pelepahnya, meskipun umur tanaman masih 5-7 tahun. sedangkan
untuk tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun bobot tandannya dapat
mencapai 40-60 Kg/tandan dengan buah yang menjejali setiap celah pelapah
yang ada. Kondisi pohon yang demikian tidaklah akibat pemupukan,
kondisi tanah dan perawatan yang habis-habisan, karena secara pengamatan
visual pohon super tersebut berada di tengah pohon-pohon lainnya yang
kondisinya biasa saja ataupun buruk.
Buah sawit 40 kg/tandan
Oleh
karena ternyata ada pohon sawit yang bersifat super dalam hal bobot
tandan, kuantitas tandan, rendemen minyak, ketahan terhadap hama dan
penyakit, ukuran pelepah, kekerasan pelepah, pertambahan tinggi batang,
toleransi terhadap jenis tanah, toleransi terhadap drainase yang sangat
buruk, toleransi terhadap pH tanah yang tidak sesuai, maka tentu saja
akan sangat diharapkan jika seluruh tanaman yang ada dalam suatu kebun
adalah sama persis dengan pohon super tersebut. Saat ini mungkin ada
cara yang memungkinkan hal tersebut dapat terjadi, yaitu dengan cara
dilakukannya perbanyakan secara vegetatif.
Perbanyakan secara
vegetatif yang telah berhasil pada tanaman kelapa sawit adalah dengan
cara kultur jaringan. Sebagai sel induk dalam kultur jaringan dapat
digunakan dari sel akar (metode Inggris) dan sel daun (metode Perancis).
Metode kultur jaringan akan mampu menghasilkan bibit tanaman dengan
sifat yang sama dengan induknya dengan jumlah yang sangat banyak, hanya
saja kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dalam hal
replikasi sel dan pembesarannya.
Benih kelapa sawit tidak dapat
diproduksi dan dipasarkan secara sembarangan, tetapi harus mendapat
sertifikasi dari pemerintah untuk menjamin mutu bibit yang diproduksi
dan keaslian varietas bibit. Saat ini pihak yang telah mendapat izin
resmi dari pemerintah adalah Perkebunan Marihat dan Socfindo.
LAND CLEARING / PERSIAPAN LAHAN
Sebelum
tanaman kelapa sawit ditanam, maka hal utama dan sangat menentukan
kesuksesahan bisnis budidaya kelapa sawit adalah pada tahap land
clearing. Suatu lahan kebun yang baik adalah jika memiliki saluran
drainase yang berfungsi dengan baik, memiliki jalan yang kuat dan rata
untuk kegiatan melangsir buah ataupun truk pengangkutan, bersih dari
tunggul-tunggul kayu yang mengganggu dalam bekerja, bebas dari
pohon-pohonan dan semak belukar, adanya akses jalan darat ke setiap
tanaman, bebas dari batu-batu besar yang mengganggu posisi penanaman dan
pekerjaan.
Pengerjaan land clearing dapat dilakukan secara
mekanis dan manual. Secara mekanis land clearing dikerjakan dengan
alat-alat berat seperti Back Hoe, Buldozer dan Grader. Secara manual
land clearing dikerjakan oleh manusia dengan peralatan sederhana berupa
parang, kampak, gergaji, machine saw, cangkul, tembilang, babat.
Jika ditinjau secara ekonomis, penggunaan cara mekanis ataupun manual harus memperhatikan pada beberapa faktor, yaitu:
1.Jauhnya jarak tempuh untuk mendatangkan alat-alat berat
2.Luasnya lahan
3.Tingkat kesulitan pekerjaan
4.Tingkat standar upah buruh lokal
5.Ketersediaan buruh
6.Biaya sewa/harga beli alat berat
7.Kebijakan dan peratruran pemerintah
8.Harga BBM dan oli mesin traktor
9.Tingkat upah operator traktor
10.Produktifitas kerja traktor
11.Produktifitas tenaga kerja manusia
COVER CROP / TANAMAN PENUTUP
Sebelum
bibit kelapa sawit ditanam di lahan, satu hal yang sangat penting ada
adalah tanaman penutup / cover srop, cover crop berfungsi untuk
melindungi tanah dari kikisan air hujan, menjaga tumbuhnya gulma-gulma
yang tidak diinginkan, menjaga ketersediaan unsur Nitrogen dalam tanah,
mendinginkan tanah, sebagai tempat yang baik untuk berbiaknya
mikroba-mikroba pengurai dan penyubur tanah
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT
A. PEMBIBITAN
Pembibitan
sebaiknya dilaksanakn di dekat daerah penanaman, agar proses transport
bibit ke lubang tanam dapat diminimalkan sehingga kerusakan bibit juga
semakin sedikit. Bibit yang digunakan adalah berupa kecambah. Bibit
kelapa sawit yang digunakan sebaiknya berasal dari produsen benih yang
telah terpercaya kualitas tanamannya, contohnya bibit dari Marihat,
Socfindo, Supergene (Malaysia), dan bibit dari Australia.
Lahan
untuk lokasi pembibitan adalah 10% dari luas lahan yang akan ditanami
oleh bibit tersebut. Lahan tersebut dipersiapkan bersamaan dengan proses
land clearing keseluruhan.
Kecambah ditanam di polibag ukuran 1
liter, pada umur umur 3bulan dipindahkan ke polibag 3 liter, pada umur 6
bulan dipindahkan ke polibag 9 liter. Bibit dapat dipingahkan ke
lapangan saat berumur 9-12 bulan.
B. PENGAJIRAN
Pengajiran
dapat dilakukan dengan menggunakan tiang pancang sepanjang 1,5m yang
ditancapkan di titik yang telah detentukan untuk ditanami kelapa sawit.
Jarak tanam yang digunakan antara lain 8,5mx9m, 9mx9m, 10mx10m, ata
11mx11m. Sudut antara satu baris dengan baris lainnya adalah 60 derajat,
agar dapat dicapai efisiensi lahan yang maksimal
C. TERASERING
Terasering
adalah pembuatan dataran/teras untuk lahan yang bertopografi miring.
Terasering dapat dilakukan dengan cangkul ata menggunakan traktor.
D. PENANAMAN COVER CROP
Penanaman
cover crop sangat penting untk menekan pertumbuhan gulma dan dapat
meningkatkan bahan organik serta gas nitrogen dalam tanah. Tanaman cover
crop yang sering digunakan antara lain pueraria javanica, centrosema
pubescens
E. PENANAMAN TANAMAN KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit dapat ditanam setelah dilakukan pembuatan lubang danam dengan ukuran 90x90x90cm.
F. PENANGANAN GULMA
Gulma
dapat ditangani dengan melakukan pembabatan dengan babat tangan ataupun
mesin babat, dengan menggunakan herbisida, atapun menggunakan predator
alami seperti kambing, kerbau, sapi, dan rusa.
Jenis-jenis gulma antara lain sebagai berikut:Gulma pakis raja
Gulma rumput bendera
Gulma pohon
Gulma pohon di batang kelapa sawit
Gulma berbatang alot
PEMUPUKAN
Tanaman
kelapa sawit seringkali merupakan tanaman yang sangat tergantung pada
pemupukan untuk mencapai produksi yang tinggi, meskipun dapat ditemui
kebun kelapa sawit yang dapat mencapai produksi rata-rata 3 ton/ha/bulan
meskipun tanpa diberi pupuk sedikitpun. Secara logika, kebunkelapa
sawit yang baik diharapkan dapat berproduksi TBS sebanyak 3-5 ton/bulan,
dengan rendemen minyak mencapai 21%, maka produksi CPO adalah 6,3-10,5
ton/bulan, nilai kalori lemak adalah yang paling tinggi di antara zat
gizi lainnya, yaitu 9,4 kalori/mg asam lemak, maka nilai energi yang
dihasilkan dari satu hektar kebun sawit adalah luar biasa besarnya.
Energi tersebut dapat digunakan sebagai zat gizi, bahan bakar, atau
fungsi lainnya. Maka tidaklah wajar jika hasil produksi yang sedemikian
besar tersebut hanya kita harapkan dari sang tanaman kelapa sawit dan
tanah yang menyangganya tanpa ada sumbangsih dari kita yang
menjadikannya sebagai "sapi perah".
Tujuan umum dari pemupukan
adalah memberikan zat hara yang dibutuhkan tanaman dalam membangun
jaringan akar, batang, daun dan buah.
Pada saat kelapa sawit
berupa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), tujuan pemupukan ada untuk
menjadi bahan baku dan penolong dalam pembangunan tubuh tanaman,
sedangkan pada saat kelapa sawit berupa TM (Tanaman Menghasilkan),
tujuan pemupukan adalah agar tanaman kelapa sawit memproduksi buah
dengan optimal.
Berdasarkan banyaknya kuantitas yang dibutuhkan tanaman, pupuk dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu: pupuk makro dan pupuk mikro.
Pupuk
makro adalah pupuk yang mengandung unsur makro (unsur yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah besar). Unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar antara lain adalah :
Nitrogen (N), dapat diperoleh dari pupuk Urea (46% N), ZA ( %N)
Posphor (P), dapat diperoleh dari pupuk TSP (46% P), Rock Posphat ( % P)
Kalium (K), dapat diperoleh dari pupuk KCl (64% K)
Magnesium (Mg), dapat deperoleh dari pupuk Kieserit ( % Mg)
PANEN
Untuk
dapat berbunga, kelapa sawit membutuhkan waktu 2-3 tahun dari saat
bibit ditanam di lapangan. Masa produktif tanaman dapat berlangsung
40-50 tahun. Pembentukan buah memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelah
terjadinya penyerbukan (pollination). Pelaksanaan panen buah kelapa
sawit tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena kegiatan panen
tersebut menentukan pada produktifitas tanaman, rendemen minyak, mutu
minyak, dan efisiensi biaya tenaga kerja. Pelaksanaan panen harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Kriteria Matang Panen
Buah
yang dapat dipanen haruslah buah yang daging buahnya telah berwarna
kemerah-merahan/orange, dimana ada jenis buah yang meskipun kulit
luarnya telah berwana kemerah-merahan tetapi ternyata daging buahnya
belum matang (belum berwarna kemerah-merahan). Adapun kriteria umum yang
digunakan dalam menentukan buah sawit yang layak panen adalah
berdasakan pada jumlah berodolan yang telah jatuh di piringan. Kriteria
jumlah berondolan dalam menentukan buah layak panen dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel Kriteria Kematangan Buah Berdasarkan Jumlah Berondolan
No
Umur Tanaman (tahun)
Buah Memberondol (butir)
1
Tanaman muda (3,5-5 tahun)
2
2
Tanaman sedang (5-10 tahun)
5-10
3
Tanaman dewasa (>10 tahun)
15-20
2. Rotasi dan Sistem Panen
Yang
dimaksud dengan rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara suatu
panen dengan panen berikutnya pada suatu area panen. Rotasi panen yang
baik adalah jika buah yang dipanen tidak kurang atau terlalu matang.
Rotasi panen yang sering dilakukan adalah tiap 7, 10 atau 14 hari
sekali.
3. Cara Pengambilan Buah
Cara pelaksanaan panen
yang baik adalah salah satu syarat dalam menentukan produktifitas dan
efisiensi dari suatu usaha kebun kelapa sawit. Ada suatu sistem dalam
hal menjaga jumlah optimum daun pada pohon kelapa sawit, dan rumus dari
jumlah daun optimum tersebut sering disebut dengan sistem "Songgo Dua",
yaitu selalu ada dua unit pelepah daun yang menyangga buah sawit pada
posisi yang paling bawah. Oleh karena itu maka dalam mengambil buah
tidak boleh ikut memotong pelepah yang menyangganya, cara pengambilan
buah tersebut sering disebut dengan cara "curi buah/culik buah".
Alat yang baik digunakan dalam memanen buah sawit adalah Dodos (untuk buah yang berada pada ketinggian <5>
HAL-HAL TERPENTING DALAM BERBISNIS KEBUN KELAPA SAWIT SKALA KECIL (4-40 Ha)
1.
Angkat penjaga kebun dengan memenuhi syarat mutlak, yaitu jujur, rajin,
mau diatur, konsentrasinya tidak terpecah selain dari bekerja di kebun.
2.
Buat dan beri sistem penggajian yang menarik dan memotifasi untuk
bekerja dengan tekun dan giat, misalnya adanya bonus atas
tercapai/terlampauinya target produksi.
3. Upayakan agar dapat
memelihara kambing di kebun tersebut, karena dapat membantu
mengendalikan rumput dan menjaga gairah hidup penjaga kebun, karena
kambing dapat juga berfungsi sebagai teman jika bekerja dalam kesunyian
kebun. Setiap hari raya penjaga kebun tersebut mendapat setengah bagian
dari anak kambing yang lahir sebagai penarik agar tetap serius mengurus
kambing tersebut.
DEFINISI
Dodos
: Dodos adalah alat memotong tandan buah kelapa sawit yang posisi buahnya kurang dari 5m
Egrek
: Egrek adalah alat pemotong tangkai tandan sawit yang posisi buahnya lebih tinggi dari 5m
Pasar Pikul
:
Pasar pikul adalah jalan diantara pohon kelapa sawit dimana para
pemanen melewatinya saat pane. Pada pasar pikul ini tidak ada penghalang
apapun untuk dijalani, seperti pelepah sawit, batu, lubang, rumput yang
tinggi, dan lain sebagainya.
Culik buah/Curi Buah
: Culik
buah adalah kegiatan memanen buah sawit tanpa memotong pelepahnya,
sehingga jumlah pelepah pohon sawit tidak berkurang dari jumlah yang
optimal
TBS
: TBS adalah singkatan dari tandan buah segar, yaitu buah sawit yang telah matang dan telah dipotong dari pohonnya.
CPO
:
CPO adalah singkatan dari Crde Palm Oil, yang berarti minyak sawit
mentah. Yaitu hasil pemerasan dari TBS yang dilakukan di pabrik kelapa
sawit. CPO ini belum diperuntukkan untuk dikonsumsi karena masih
mengandung ampas dari buah sawit, air, tanah, pasir, dan lainnya
sehingga masih perl melewati proses pemurnian.
PKO
: PKO
adalah singkatan dari Palm Kernel Oil, yaitu minyak yang diperoleh dari
pemerasan inti yang terdapat pada biji kelapa sawit. Inti kelapa sawit
memilik bentuk dan rasa seperti daging buah kelapa, tetapi dengan
tingkat kekerasan yang lebih tinggi.
PKS
: PKS adalah singkatan dari Pabrik Kelapa Sawit, dimana TBS diolah agar menjadi CPO.
Mungkin sekian dulu dari pos saya kali ini, mudahan bisa menambah wawasan kalian dalam pengembang biakan kelapa sawit, jangan lupa like okkkee rizkifahrodan.blogspot.com
BAJA DOLOMITE ORGANIK DAN SUPER TURBO ( 4 DALAM 1) CAP HARIMAU BERMUTU TINGGI CAMPURAN KHAS UNTUK PERTANIAN MODEL MENINGKATKAN HASIL MENAMBAH PENDAPATAN LEBIH DARI 30%
BalasHapusDiimport terus dari Thailand)
KELEBIHAN DAN KEBAIKAN BAJA DOLOMITE ORGANIK (4 DALAM 1) SUPER TURBO
MENGANDUNGI POTASSIUM YANG TINGGI, BERKEUPAYAAN BERTINDAK BALAS DENGAN NITEROGEN DAN UNSUR MINERAL SEMULAJADI UTAMA YANG MENJAMIN KSESUBURAN TANAH.
MERAWAT TANAH MASAM DENGAN MENGUBAH STRUKTUR TANAH DAN DAPAT MENGEKALKAN TAHAP (Ph) TANAH BERPANJANGAN.
AMAT SESUAI DIGUNAKAN UNTUK SEMUA JENIS TANAMAN TERUTAMANYA KEPADA SAWIT PADA TANAH LIAT DAN GAMBUT, SAYURAN, PADI, KOPI, GETAH,KOKO.
MENAMBAH DAYA TAHAN TANAMAN DAN DAPAT MENGURANGKAN SERANGAN PENYAKIT.
MEMANISKAN HASIL BUAH-BUAHAN SERTA MENAMBAH BERAT HASIL TANAMAN.
MENINGKATKAN PH DALAM TANAH
MENINGKATKAN EFISIENSI ORGANIK SEBAGAI PENYEDIA UNSUR (N,K, DLL)
MENINGKATKAN PENYERAPAN AIR
MENGENDALIKAN RACUN DARI UNSUR ALUMINIUM
Kandungan
Ph 7.87
MOISTURE CONTENT 1.11
CALCIUM OXIDE 18.93
MAGNESIUM OXIDE 12,50
TOTAL SULPHUR 0.15
TOTAL IRON 1.233
TOTAL ZINK 0.003
TOTAL MAGNESE 0.025
TOTAL COPPER 0.001
TOTAL BRON 0.003
MPK
N=0.33, P=0.1, K=0.48
sebarang pertanyaan hubungi
Arif
FB : Mda Arif
email: mdaarifent@gmail.com
phone: 0124501152